HarianBisnis.id-ANJANI sebagai bentuk konsistensi P&G Indonesia dalam mendukung pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan keterampilan para pelaku usaha perempuan untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas.
Berlangsung dari tanggal 12 hingga 14 Juni, ANJANI yang juga dikenal sebagai Women Entrepreneur Academy di negara-negara di mana P&G beroperasi.
Pada kesempatan yang sama, P&G juga menegaskan kembali komitmennya terhadap Keragaman Pemasok (Supplier Diversity) dalam menciptakan peluang bisnis lebih luas bagi pelaku usaha perempuan dalam ekosistem bisnis.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, sebanyak 64,5 persen dari total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan. Diperkirakan pada tahun 2025, UMKM yang dikelola oleh perempuan akan memiliki total nilai ekonomi mencapai USD 135 miliar. Namun demikian, para pelaku usaha perempuan masih menghadapi tantangan untuk berkelanjutan secara finansial dalam mengembangkan bisnis mereka, dimana salah satu hambatan utamanya adalah karena terbatasnya akses dan koneksi terhadap rantai pasokan yang lebih besar.
Bagi P&G, Keragaman Pemasok telah menjadi strategi bisnis selama lebih dari 40 tahun, dimana P&G berkomitmen untuk mendukung bisnis yang dipimpin dan dimiliki perempuan dengan mulai secara aktif melibatkan mereka ke dalam rantai pasokan P&G.
Saranathan Ramaswamy, Presiden Direktur P&G Indonesia menyampaikan, “Bagi kami di P&G, Kesetaraan dan Inklusi adalah bagian fundamental dari identitas kami, dimana kami meyakini bahwa akses dan kesempatan yang sama tersedia bagi semua orang, untuk dapat berkembang dan sukses, khususnya di tengah masyarakat dimana bisnis kami beroperasi. Dengan semangat tersebut, kami kembali menyelenggarakan ANJANI untuk keempat kalinya.”