HarianBisnis.id-Kaspersky mengungkap lonjakan serangan ransomware dan Advanced Persistent Threats (APT) yang menargetkan Indonesia.
Pada tahun lalu, Indonesia tercatat sebagai negara dengan serangan ransomware terbanyak di Asia Tenggara, mencapai 57.554 kasus.
Igor Kuznetsov, Direktur Tim Riset Global Kaspersky (GReAT), menyebut kelompok ransomware seperti FunkSec kini memanfaatkan AI untuk meningkatkan adaptabilitas serangan.
Mereka menetapkan tebusan rendah, sekitar US$ 10.000, untuk memaksimalkan volume serangan. Sektor pemerintahan, teknologi, keuangan, dan pendidikan menjadi sasaran utama.
Kuznetsov menilai perkembangan digital Indonesia pesat, namun disertai ancaman siber yang semakin kompleks. Ia mengingatkan pentingnya membangun postur digital yang aktif, tidak hanya mengamankan sistem, serta mendukung upaya pemerintah melindungi infrastruktur informasi vital (VII).
Kaspersky juga mencatat 20 juta serangan daring yang berhasil mereka hentikan di Indonesia sepanjang 2024.
Mereka menggagalkan 3 juta serangan eksploitasi dan 3 juta serangan backdoor, serta menemukan lebih dari 649 ribu serangan malware perbankan terhadap pengguna Indonesia.
Data Kaspersky sejalan dengan temuan Kementerian Kominfo yang mencatat 800 ribu laporan penipuan perbankan pada 2024, dengan potensi kerugian mencapai Rp476 miliar.
Untuk APT, Kaspersky mencatat kelompok seperti Mysterious Elephant, Ocean Lotus, Toddycat, Lazarus, dan SideWinder yang aktif menargetkan Indonesia.
Mereka menyebut SideWinder sebagai ancaman paling agresif di Asia Pasifik, terus menargetkan sektor militer, pemerintahan, dan diplomatik.
Kuznetsov mendorong organisasi di Indonesia untuk meningkatkan deteksi, respons cepat, dan remediasi kerentanan, serta menggunakan solusi seperti Kaspersky Next dan Kaspersky Threat Intelligence untuk mencegah serangan berdampak luas.